3.500 Lulusan BLK Diserap Dunia Kerja


JAKARTA, MP - Upaya Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) DKI Jakarta membekali keterampilan kepada warga Jakarta yang masih menganggur, lewat program pelatihan keterampilan dan keahlian di Balai Latihan Kerja (BLK) terbukti efektif mengurangi angka pengangguran. Terbukti selama tahun 2009, dari 6.000 lulusan BLK sebanyak 3.500 alumni mampu diserap dunia kerja di sektor formal dan non formal.

“Berkat keberhasilan BLK, jumlah peminatnya pun semakin meningkat dari tahun ke tahun. Padahal, tahun 2008 saja jumlah peserta pelatihannya hanya 3.000 orang. Keberadaan BLK membuka kemudahan bagi tenaga kerja dalam mendapatkan pekerjaan, terlebih jumlah pengangguran diprediksi selalu meningkat setiap tahunnya,” ujar Deded Sukandar, Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta.

Deded mengakui adanya peningkatan jumlah pengangguran di DKI Jakarta selama tahun 2009 dari 570 ribu orang menjadi 590 ribu orang. Untuk meminimalisir angka pengangguran, selain mengefektifkan peran BLK pihaknya juga rutin mengadakan job fair dan program transmigrasi ke luar daerah.

“Dengan adanya program transmigrasi kota, tenaga kerja berpendidikan sarjana juga bisa disalurkan bekerja ke daerah-daerah seperti Sulawesi Tenggara, Bengkulu dan Jambi. Selain itu, Disnakertrans juga akan meningkatkan perlindungan bagi tenaga kerja lewat program Kesehatan dan Keselamatan Kerja,” ungkapnya.

Disamping itu, pihaknya juga mengimbau kepada para pemilik perusahaan untuk tidak lagi memberlakukan sistem outsourcing, karena hal itu melanggar Undang Undang No 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. “Outsourcing dianggap sudah tidak baik bagi perkembangan pengurangan tenaga kerja di DKI Jakarta. Karena outsourcing sudah sangat kebablasan,” tegasnya.

Menurutnya, kriteria pekerjaan yang digunakan untuk outsourcing memang tidak sesuai bagi pekerja. Karena sebenarnya, outsourcing hanya diperuntukan bagi perusahaan yang tidak memiliki status pekerjaan tetap seperti, perusahaan garmen yang membutuhkan tenaga kerja karena banyak order musiman. “Kualitas pendidikan yang rendah membuat outsourcing semakin dibutuhkan. Karena itu, kita harap perusahaan tidak lagi menerapkan kebijakan tersebut,” tandasnya.(red/*bj)


Posted by putu | di 17.35

0 komentar:

Posting Komentar